Viktor Emil Frankl (26 Maret 1905-02 September 1997)




Aku Rela Jadi Sansak Tinju dan Dipukuli Demi Kesembuhan Anakku
Selasa, 16 Desember 2014 11:00



Vemale.com - Seorang anak adalah segalanya bagi orangtua. Tak jarang orang tua rela berkorban apapun demi anaknya. Pengorbanan yang tiada batas ini pun dilakukan Xia Jun, seorang pria berusia 30 tahun asal Sichuan, Cina. Seperti dilansir dari stomp.com.sg putra Xia Jun bernama Guo Guo yang berusia 2 tahun divonis menderita leukimia myeloid akut. Dokter memvonis usianya tinggal dua setengah tahun lagi.

Keterbatasan biaya membuat Xia Jun memutar otak mencari cara demi mendapatkan uang untuk pengobatan anaknya. Sebelumnya ia telah mendatangi 3 rumah sakit dan telah dijadwalkan untuk melakukan transplantasi sumsum bagi anaknya. Namun, biaya untuk transplantasi yang begitu besar sejumlah 700 ribu yuan atau senilai 1,2 miliar rupiah. Akhirnya Xia mencari cara untuk mengumpulkan uang dengan menjadi sansak atau karung tinju hidup.
Aksi Xia di depan stasiun | foto: copyright stomp.com.sg

Xia Jun memutuskan untuk berdiri di depan stasiun, berbekal kardus yang ditempeli foto dan surat diagnosis putranya. Tak lupa ia mengenakan kaos yang bertuliskan " karung tinju manusia, 10 yuan (Rp. 20 ribu) per pukulan." Sejak aksinya yang unik ini, Xia memperoleh banyak bantuan dari masyarakat. Xia juga mengaku bahwa banyak orang yang datang kepadanya sejak aksinya diberitakan di media. Tak sedikit yang bersedia menyumbang karena terharu dengan upaya Xia. Tidak diketahui apakah orang-orang ada yang tega meninju Xia dan membayarnya.

Banyak orang yang baik hati datang ke rumah sakit untuk melihat anaknya. Xia mengaku, dalam satu hari lebih dari 20 orang datang kepadanya. Banyak dermawan yang memberikan bantuan. Ponselnya pun selalu kehabisan baterai karena banyak orang meneleponnya untuk menanyakan kondisi anaknya. Sejauh ini, Xia telah mengumpulkan uang sebanyak 800 ribu Yuan (Rp. 1,6 miliar), uang yang telah didapatnya ini melebihi kebutuhannya untuk mengobati penyakit anaknya.

Setelah operasi, dokter Guo Guo mengatakan bahwa kondisinya telah membaik, tetapi masih memiliki banyak tahapan sebelum dinyatakan benar-benar sembuh. Selanjutnya Guo akan menjalani setidaknya 2,5 tahun untuk melampaui fase kritis hingga akhirnya benar-benar sembuh. Untuk kelangsungan hidupnya di masa depan, sejumlah donatur siap memberikan pekerjaan bagi Xia setelah pengobatan ini selesai.
Xia menjenguk anaknya | foto : copyright stomp.com.sg

Dari kisah ini menunjukkan betapa besar pengorbanan seorang ayah demi kesembuhan dan kesehatan anaknya. Semoga Guo selanjutnya selalu diberikan kesehatan dan keluarga bapak Xia Jun dapat hidup bahagia.



Teori Viktor Frankl

Viktor Emil Franklin merupakan penggagas dari aliran logotherapy, dimana Viktor Frankl dipengaruhi oleh teori Eksistensial. Teori dan terapinya lahir melalui pengalaman Frankl saat menjadi tawanan di kamp konsentrasi NAZI.  Dimana ia menyaksikan banyak orang yang mampu bertahan hidup atau mati di tengah siksaan selama berada di sana. Terapi dari Viktor Frankl dinamakan Logotherapy yang merupakan gabungan dari kata logos yang berarti meaning (makna), yang berarti Logotherapy merupakan terapi yang melampaui makna.

 Menurut Frankl yang paling dicari dan diinginkan manusia dalam hidupnya adalah makna, yaitu makna yang didapat dari pengalaman hidupnya baik dalam keadaan senang maupun dalam penderitaan. Selain itu juga, Frankl menggunakan istilah noos yang berarti jiwa/pikiran, dan lebih mementingkan noodinamik, yaitu ketegangan menjadi unsur penting baogi keseimbangan dan kesehatan jiwa

Landasan Filosofi dari Viktor Frankl:

1.   The Freedom of Will ; hidup memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam  penderitaan dan kepedihan sekalipun
Setiap orang selalu mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya dan kebahagiaan itu tidak datang begitu saja. Konsep kebebasan berkeinginan (freedom of will), mengacu pada kebebasan manusia untuk menentukan sikap (freedom to take a stand) terhadap kondisi-kondisi biologis, psikologi, dan sosiokultural. Dalam pandangan Logoterapi kebebasan disini adalah kebebasan yang bertanggung jawab agar tidak berkembang menjadi kesewenangan.

2.   The Will to Meaning ; setiap manusia memiliki kebebasan yang hampir tak terbatas untuk menemukan sendiri makna hidupnya
Motivasi dasar manusia yang tertuju kepada hal-hal dasar di luar diri individu itu sendiri sehingga The Will to Meaning ini tidak bersifat self-centered (terpusat kepada diri sendiri)

3.   The Meaning of Life ; setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengambil sikap     terhadap penderitaan dan peristiwa tragis yang tidak dapat dielakkkan lagi yang menimpa diri sendiri dan lingkungan sekitar, setelah upaya mengatasinya telah dilakukan secara optimal tetapi tidak berhasil 
Jika seseorang berhasil memenuhi the will to meaningnya, maka ia akan mengalami hidup yang bermakna (The Meaning of Life). Ini dapat ditemukan didalam kehidupan manusia, dan merupakan suatu yang unik, personal, dan juga spesifik. The Meaning of Life tidak dapat kita terima dari orang lain ataupun diberikan oleh orang lain, sebab kita harus dapat menemukannya dengan diri sendiri kita.
Seperti yang dilakukan oleh Frankl, kita harus menghadapi kondisi-kondisi eksistensi kita secara bertanggung jawab dan bebas menemukan dalam kondisi-kondisi itu suatu maksud. Kehidupan terus menerus menantang kita dan respon kita tidak dapat dilakukan dengan berbicara atau berkontemplasi, melainkan dengan perbuatan-perbuatan, yang mengungkapkan dengan jelas arti yang kita peroleh dalam kehidupan kita.

Sumber Makna Hidup menurut Viktor Frankl:

1.      Creative Values
Makna hidup seseoang hendaknya berasal dari berkarya, bekerja, menciptakan, dan melaksanakannya karena seorang individu memang mencintai apa yang dikerjakannya.

2.      Experiental Values
Bagaimana seorang individu meyakini dan memahami kebenaran yang ada, nilai-nilai keyakinan, keindahan, cinta kasih, serta keimanannya.

3.      Attitudinal Values
Bagaimana seorang individu dapat mengambil sikap dan langkah yang tepat dan pasti terhadap suatu peristiwa buruk yang menimpanya dan tidak dapat dihindarinya.


Analisis Kasus

Putra Xia Jun bernama Guo Guo yang berusia 2 tahun divonis menderita leukimia myeloid akut. Dokter memvonis usianya tinggal dua setengah tahun lagi. Keterbatasan biaya membuat Xia Jun harus berpikir mencari cara demi mendapatkan uang untuk pengobatan anaknya. dengan menjadi sansak atau karung tinju hidup adalah cara yang dipilih oleh Xia Jun demi mendapatkan biaya untuk anaknya. Hal ini sesuai dengan konsep teori Viktor Frankl, yakni setiap orang selalu mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya dan kebahagiaan itu tidak datang begitu saja. Kesembuhan anaknya merupakan kebahagiaan dalam hidupnya dan menuntutnya untuk menentukan sikap (freedom to take a stand) terhadap peristiwa yang dialaminya. 

Xia Jun bebas untuk memilih apakah ia bertanggung jawab atas apa yang diderita anaknya atau tidak. Tapi perannya sebagai seorang ayah ikut juga menentukan tindakannya. Dimana sang ayah, punya kebebasan dalam bertanggung jawab untuk kesembuhan anaknya yaitu dengan menjadi sansak tinju untuk publik. Walaupun jika dipikirkan, masih banyak hal yang bisa dilakukan sang ayah untuk mendapatkan biaya untuk pengobatan anaknya yang tidak memiliki resiko cukup besar untuk dirinya sendiri. Dikarenakan menjadi sansak tinju untuk publik juga beresiko cukup besar jika itu benar dilakukan. Namun ayahnya tetap  memilih hal tersebut untuk mempertanggungjawabkan kesembuhan anaknya. Memanglah benar seperti dalam konsep The Freedom of Will

Kerelaan Xia Jun menjadi sansak tinju didorong ataupun dimotivasi oleh suatu hal yaitu  adalah kesembuhan anaknya. Hal ini sesuai dengan konsep The Will to Meaning. Motivasi dasar manusia yang tertuju kepada hal-hal dasar di luar diri individu itu sendiri sehingga The Will to Meaning ini tidak bersifat self-centered (terpusat kepada diri sendiri).

Dengan semua tindakan yang dilakukannya tersebut, Xia Jun mendapatkan hidup yang bermakna. Kesembuhan dan kesehatan anaknya dan bisa tetap berkumpul bersamanya menjadi suatu hidup yang bermakna baginya. Sebab, anak adalah segalanya bagi orangtuanya. Makna hidup tersebut ditemukan oleh sang ayah sendiri melalui tindakan untuk orang lain yakni anaknya. Hal yang dia lakukan juga sangat unik yang ditunjukkan dalam tindakan-tindakan Xia Jun. Xia Jun memutuskan untuk berdiri di depan stasiun, berbekal kardus yang ditempeli foto dan surat diagnosis putranya. Tak lupa ia mengenakan kaos yang bertuliskan "karung tinju manusia, 10 yuan (Rp. 20 ribu) per pukulan". Ini sesuai dengan konsep The Meaning of Life yaitu The Meaning of Life tidak dapat kita terima dari orang lain ataupun diberikan oleh orang lain, sebab kita harus dapat menemukannya dengan diri sendiri kita.

Dalam teori Viktor Frankl dikatakan bahwa makna hidup diperoleh atau direalisasikan dari 3 sumber yaitu creative values, experiental values, dan attitudinal Values. Xia Jun mendapatkan makna hidupnya melalui usaha dan tindakan demi kesembuhan anaknnya. Dimana dia melakukan hal itu semua dengan ikhlas demi kesembuhan anaknya. Melakukan suatu hal dengan ikhlas dikarenakan dia mencintai apa yang dikerjakannya. Seperti penjelasan creative values bahwa makna hidup seseorang hendaknya berasal dari berkarya, bekerja, menciptakan, dan melaksanakannya karena seorang individu memang mencintai apa yang dikerjakannya.
 
Xia Jun mengambil sikap yang tepat atas peristiwa yang menimpa anaknya. Penyakit yang diderita anaknya merupakan hal yang tak bisa dihindari. Seperti yang dikatakan dokternya juga diperlukan operasi untuk anaknya dan umur dari anaknya sendiri telah divonis tidak lama lagi. Biaya juga menjadi kesulitan yang tidak bisa dihindarkan. Namun, tindakan ayahnya yang menjadi sansak tinju hidup bagi publik menjadi suatu langkah dan sikap yang tepat. Seperti pada penjelasan attitudinal values yakni bagaimana seorang individu dapat mengambil sikap dan langkah yang tepat dan pasti terhadap suatu peristiwa buruk yang menimpanya dan tidak dapat dihindarinya.

Dengan demikian, dalam setiap keadaan termasuk dalam penderitaan sekalipun, kehidupan ini selalu mempunyai makna. Kehendak untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama setiap orang. Manusia juga memiliki kebebasan dan bertanggung jawab pribadi untuk memilih, menentukan, dan memenuhi makna dan tugas hidupnya. Dimana hidup yang bermakna tersebut dapat diperoleh dengan merealisasikan tiga nilai hidup yaitu creativity value, attitudinal value, dan juga experiental value.





wardalisa.staff.gunadarma.ac.id
http://m.vemale.com/inspiring/lentera/76684/aku-rela-jadi-sansak-tinju-dan-dipukuli-demi-kesembuhan-anakku
http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2012/05/12/logoterapi-makna-hidup-dalam-psikologi-viktor-frankl-462406.html


Teknik korelasi: Korelasi Kendal




 

  • Korelasi Kendal digunakan ketika kita ingin menguji hubungan dan/atau kuat lemahnya 2 variabel.

§         Memiliki ukuran korelasi yang setara dengan korelasi rank spearman, terkait dengan asumsi yang mendasarinya serta kekuatan statistiknya.
§         Perbedaan antara kedua korelasi tersebut terdapat dalam logika yang medasarinya dan formula perhitungannya
§         Dan yang menjadi persamaannya ialah sama dalam menguji signifikansi untuk menolak HO


  • Syarat-syarat dari penggunaan tes ini ialah level data minimal ordinal sehingga data dapat dirangking



  • Adapun yang menjadi fungsi dari Korelasi Kendal ini ialah :

a.       Untuk melihat kuat lemahnya hubungan 2 variabel X dan Y
b.      Untuk menguji hipotesis asosiatif


  •  Prosedur penggunaan korelasi Kendall :

a.       Data hasil observasi dirangking
b.      Hasil rangking variabel X disusun dalam urutan yang wajar. Dan rangking di variabel Y disesuaikan dengan subyeknya dari variabel X dan Y
c.       Hitung skor sebenarnya (S)
d.      Hitung skor maksimum (Sx)
Sx =  N(N-1)
e.       Jika tidak ada angka yang sama di antara skor-skor observasi, maka formula yang digunakan untuk mencari τ ialah :
τ =  =
            Jika terdapat angka yang sama, maka formula yang digunakan untuk mencari τ ialah :
                        τ =
f.          Jika N subyek merupakan sampel random dari populasi tertentu, metode untuk mengambil keputusan dalam menerima atau menolak HO bergantung pada ukuran N, dimana :
·        Jika N≤10, gunakan tabel Q (satu sisi) untuk menunjukkan kemungkinan yang berkaitan dengan harga S observasi
·        Jika N > 10, hitung harga z yang berkaitan dengan τ dengan menggunakan formula sebagai berikut :
z =   
                 Gunakan tabel A untuk menunjukkan kemungkinan yang berkaitan dengan
harga z observasi
g.       Dalam pengambilan keputusan,jika :
·        α < p hitung , maka HO diterima
·        α ≥ p hitung , maka HO ditolak
dan dalam penentuan apakah hubungannya signifikan dengan cara jika α > p hitung maka hubungannya signifikan


  • Contoh soal :

1.      Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara usia seseorang
     (X) dengan tingkat turnover dalam perusahaan (Y). Penelitian dilakukan terhadap 8
sampel yang merupakan karyawan perusahaan di Medan. Dari penelitian yang
dilakukan, data yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut :
Karyawan
Skor
Usia
Tingkat turnover

A
25
9

B
30
4

C
33
6

D
35
3

E
27
5


F
40
2

G
28
8

H
32
7

a.       Rumusan masalah : apakah terdapat hubungan antara usia seseorang (X) dengan tingkat turnover dalam perusahaan (Y)?
b.      HO =  tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia seseorang (X) dengan
   tingkat turnover dalam perusahaan (Y)
     Ha =  terdapat hubungan yang negatif antara usia seseorang (X) dengan tingkat
    turnover dalam perusahaan (Y)
c.       Koefisien korelasi rank kendall dipilih karena data yang diukur berada dalam skala ordinal dan kita ingin mengetahui hubungan antara usia seseorang (X) dengan tingkat turnover dalam perusahaan (Y)
d.      Ditetapkan α = 0.05 dan N = 8
Setiap data dirangking
Subyek
Karyawan

A
B
C
D
E
F
G
H
Rangking Usia
1
4
6
7
2
8
3
5
Rangking Tingkat turnover
8
3
5
2
4
1
7
6

            Data yang sudah dirangking disusun kembali sehingga rangking usia berada dalam
urutan yang wajar
Subyek
Karyawan

A
E
G
B
H
C
D
F
Rangking Usia
1
2
3
4
5
6
7
8
Rangking Tingkat turnover
8
4
7
3
6
5
2
1

S = (0-7) + (3-3) + (0-5) + (2-2) + (0-3) + (0-2) + (0-1)
`              = -18

Sx =  N(N-1)
    =  8 (8-1)
   = 28

            τ =   = 
                        = -0.64
d.      Karena N ≤ 10, maka kita menggunakan tabel Q. Dimana pada tabel Q untuk N=8 dan S=18 diperoleh p hitung = 0.016(satu sisi).
e.         Kesimpulan
α = 0.05 >  p hitung = 0.016, maka HO ditolak.
Maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa terdapat hubungan yang negatif antara usia seseorang (X) dengan tingkat turnover dalam perusahaan (Y)

2.      Dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara IQ (X) dengan motivasi berprestasi (Y) seseorang. Motivasi diukur dengan range 0-10. Penelitian dilakukan terhadap 12 sampel yang bermukim di Pandan. Dari penelitian yang dilakukan, data yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut :
Skor
Subyek
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
IQ
155
134
127
129
150
151
136
140
125
130
110
148
Motivasi Berprestasi
8
9
5
7
4
10
2
6
3.5
7.5
8.5
9.5

a.         Rumusan masalah : apakah terdapat hubungan antara IQ (X) dengan motivasi
 berprestasi (Y) seseorang
b.      HO =     tidak terdapat hubungan antara IQ (X) dengan Motivasi Berprestasi (Y)
Ha =      terdapat hubungan antara IQ (X) dengan Motivasi Berprestasi (Y)
c.       Koefisien korelasi rank kendall dipilih karena data yang diukur berada dalam skala ordinal dan kita ingin mengetahui hubungan antara IQ (X) dengan Motivasi Berprestasi (Y)
d.        Ditetapkan α = 0.05 dan N = 12
Setiap data dirangking
            
Skor
Subyek
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
IQ
12
6
3
4
10
11
7
8
2
5
1
9
Motivasi Berprestasi
8
10
4
6
3
12
1
5
2
7
9
11

Data yang sudah dirangking disusun kembali sehingga rangking usia berada dalam
urutan yang wajar
Skor
Subyek
K
I
C
D
J
B
G
H
L
E
F
A
IQ
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Motivasi Berprestasi
9
2
4
6
7
10
1
5
11
3
12
8

S = (3-8) + (9-1) +(7-2) + (5-3) + (4-3) + (2-4) + (5-0) + (3-1) + (1-2) + (2-0) + (0-1)
`              = 18

Sx =  N(N-1)
    =  12 (12-1)
   = 66

            τ =   = 
                        = 0.27

z =   
  =    
  = 1.03
e.       Karena N > 10, maka kita menggunakan tabel A. Dimana pada tabel A untuk z = 1.03 diperoleh p hitung = 0.1515(satu sisi). karena menggunakan hipotesis dua sisi maka p hitung = 0.303(dua sisi)
f.          Kesimpulan
α = 0.05 <  p hitung = 0.303, maka HO diterima
Maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa tidak terdapat hubungan antara IQ (X) dengan motivasi berprestasi (Y) seseorang





Diberdayakan oleh Blogger.