Teknik korelasi: Korelasi Kendal




 

  • Korelasi Kendal digunakan ketika kita ingin menguji hubungan dan/atau kuat lemahnya 2 variabel.

§         Memiliki ukuran korelasi yang setara dengan korelasi rank spearman, terkait dengan asumsi yang mendasarinya serta kekuatan statistiknya.
§         Perbedaan antara kedua korelasi tersebut terdapat dalam logika yang medasarinya dan formula perhitungannya
§         Dan yang menjadi persamaannya ialah sama dalam menguji signifikansi untuk menolak HO


  • Syarat-syarat dari penggunaan tes ini ialah level data minimal ordinal sehingga data dapat dirangking



  • Adapun yang menjadi fungsi dari Korelasi Kendal ini ialah :

a.       Untuk melihat kuat lemahnya hubungan 2 variabel X dan Y
b.      Untuk menguji hipotesis asosiatif


  •  Prosedur penggunaan korelasi Kendall :

a.       Data hasil observasi dirangking
b.      Hasil rangking variabel X disusun dalam urutan yang wajar. Dan rangking di variabel Y disesuaikan dengan subyeknya dari variabel X dan Y
c.       Hitung skor sebenarnya (S)
d.      Hitung skor maksimum (Sx)
Sx =  N(N-1)
e.       Jika tidak ada angka yang sama di antara skor-skor observasi, maka formula yang digunakan untuk mencari τ ialah :
τ =  =
            Jika terdapat angka yang sama, maka formula yang digunakan untuk mencari τ ialah :
                        τ =
f.          Jika N subyek merupakan sampel random dari populasi tertentu, metode untuk mengambil keputusan dalam menerima atau menolak HO bergantung pada ukuran N, dimana :
·        Jika N≤10, gunakan tabel Q (satu sisi) untuk menunjukkan kemungkinan yang berkaitan dengan harga S observasi
·        Jika N > 10, hitung harga z yang berkaitan dengan τ dengan menggunakan formula sebagai berikut :
z =   
                 Gunakan tabel A untuk menunjukkan kemungkinan yang berkaitan dengan
harga z observasi
g.       Dalam pengambilan keputusan,jika :
·        α < p hitung , maka HO diterima
·        α ≥ p hitung , maka HO ditolak
dan dalam penentuan apakah hubungannya signifikan dengan cara jika α > p hitung maka hubungannya signifikan


  • Contoh soal :

1.      Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara usia seseorang
     (X) dengan tingkat turnover dalam perusahaan (Y). Penelitian dilakukan terhadap 8
sampel yang merupakan karyawan perusahaan di Medan. Dari penelitian yang
dilakukan, data yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut :
Karyawan
Skor
Usia
Tingkat turnover

A
25
9

B
30
4

C
33
6

D
35
3

E
27
5


F
40
2

G
28
8

H
32
7

a.       Rumusan masalah : apakah terdapat hubungan antara usia seseorang (X) dengan tingkat turnover dalam perusahaan (Y)?
b.      HO =  tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia seseorang (X) dengan
   tingkat turnover dalam perusahaan (Y)
     Ha =  terdapat hubungan yang negatif antara usia seseorang (X) dengan tingkat
    turnover dalam perusahaan (Y)
c.       Koefisien korelasi rank kendall dipilih karena data yang diukur berada dalam skala ordinal dan kita ingin mengetahui hubungan antara usia seseorang (X) dengan tingkat turnover dalam perusahaan (Y)
d.      Ditetapkan α = 0.05 dan N = 8
Setiap data dirangking
Subyek
Karyawan

A
B
C
D
E
F
G
H
Rangking Usia
1
4
6
7
2
8
3
5
Rangking Tingkat turnover
8
3
5
2
4
1
7
6

            Data yang sudah dirangking disusun kembali sehingga rangking usia berada dalam
urutan yang wajar
Subyek
Karyawan

A
E
G
B
H
C
D
F
Rangking Usia
1
2
3
4
5
6
7
8
Rangking Tingkat turnover
8
4
7
3
6
5
2
1

S = (0-7) + (3-3) + (0-5) + (2-2) + (0-3) + (0-2) + (0-1)
`              = -18

Sx =  N(N-1)
    =  8 (8-1)
   = 28

            τ =   = 
                        = -0.64
d.      Karena N ≤ 10, maka kita menggunakan tabel Q. Dimana pada tabel Q untuk N=8 dan S=18 diperoleh p hitung = 0.016(satu sisi).
e.         Kesimpulan
α = 0.05 >  p hitung = 0.016, maka HO ditolak.
Maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa terdapat hubungan yang negatif antara usia seseorang (X) dengan tingkat turnover dalam perusahaan (Y)

2.      Dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara IQ (X) dengan motivasi berprestasi (Y) seseorang. Motivasi diukur dengan range 0-10. Penelitian dilakukan terhadap 12 sampel yang bermukim di Pandan. Dari penelitian yang dilakukan, data yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut :
Skor
Subyek
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
IQ
155
134
127
129
150
151
136
140
125
130
110
148
Motivasi Berprestasi
8
9
5
7
4
10
2
6
3.5
7.5
8.5
9.5

a.         Rumusan masalah : apakah terdapat hubungan antara IQ (X) dengan motivasi
 berprestasi (Y) seseorang
b.      HO =     tidak terdapat hubungan antara IQ (X) dengan Motivasi Berprestasi (Y)
Ha =      terdapat hubungan antara IQ (X) dengan Motivasi Berprestasi (Y)
c.       Koefisien korelasi rank kendall dipilih karena data yang diukur berada dalam skala ordinal dan kita ingin mengetahui hubungan antara IQ (X) dengan Motivasi Berprestasi (Y)
d.        Ditetapkan α = 0.05 dan N = 12
Setiap data dirangking
            
Skor
Subyek
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
IQ
12
6
3
4
10
11
7
8
2
5
1
9
Motivasi Berprestasi
8
10
4
6
3
12
1
5
2
7
9
11

Data yang sudah dirangking disusun kembali sehingga rangking usia berada dalam
urutan yang wajar
Skor
Subyek
K
I
C
D
J
B
G
H
L
E
F
A
IQ
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Motivasi Berprestasi
9
2
4
6
7
10
1
5
11
3
12
8

S = (3-8) + (9-1) +(7-2) + (5-3) + (4-3) + (2-4) + (5-0) + (3-1) + (1-2) + (2-0) + (0-1)
`              = 18

Sx =  N(N-1)
    =  12 (12-1)
   = 66

            τ =   = 
                        = 0.27

z =   
  =    
  = 1.03
e.       Karena N > 10, maka kita menggunakan tabel A. Dimana pada tabel A untuk z = 1.03 diperoleh p hitung = 0.1515(satu sisi). karena menggunakan hipotesis dua sisi maka p hitung = 0.303(dua sisi)
f.          Kesimpulan
α = 0.05 <  p hitung = 0.303, maka HO diterima
Maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa tidak terdapat hubungan antara IQ (X) dengan motivasi berprestasi (Y) seseorang





Diberdayakan oleh Blogger.